Juli 2020: Aku Ingin Cerita

Sudah lama aku gak ngecek blogku, betapa rindunya aku untuk menulis dan bercerita lagi kepada siapapun yang membaca, termasuk diriku sendiri.

Aku bersyukur dulu aku memulai nulis blog, karena sebenernya aku hobi menulis diary, sayangnya banyak tercecer, sekarang lucu banget rasanya campur aduk baca tulisanku beberapa tahun yang lalu. Betapa sedih dan kuatnya aku (atas izin Allah) semua cobaan, sudah jadi masa lalu. Berapa beratnya kuliahku dulu, kalau belum ikhlas susah banget. Kalau nginget cerita koas aku masih pengen nangis, nggak kerasa mbrebes mili. Alhamdulillah-nya aku jauh dari mereka, kalau bisa jangan sampe ketemu yaAllah, jauhkanlah orang2 yang jahat dan toxic dari ku ya Allah, Aamiin 🙏😭

Pesan mamaku: “Ayo buka lembaran baru” Ga boleh dendam, karena itu hanya akan menyakiti diri sendiri dan buang2 waktu. Kalau kata Sarah: Toh mereka ga mikirin kita juga. Ngapain mikirin haters? Kita harus bisa ngurus diri sendiri.

Harus bisa Move On.

Jadi pribadi yang lebih baik.

Sekarang aku sudah mulai masuk dunia kerja, sudah jadi dokter, sudah selesai internship (semoga berkah ya Allah). Tau apa yang terjadi? Tahun ini kayak roller coaster, Covid-19, my mood swing (break down), masalah keluarga, membuat ku banyak belajar dan ingin bangkit jadi lebih dewasa dan lebih bertanggung jawab (insya Allah). Peran orang sekitar penting banget, tapi yang paling penting adalah apa yg aku rasakan di dalam diriku. No matter what, people come and go, but you always can depends on yourself, and your family. 

Aku tahu aku ini pada dasarnya pemalas banget, kaum rebahan dan no-life. But, mau sampai kapan kaya gitu? Aku pengen punya karier dan prestasi, aku pengen produktif. Kesedihanku pada keadaanku, didorong jg dari adek dan ortuku, akhirnya aku berani nyoba bergerak. Walaupun itu hasil penundaan. Astagfirullah. Memang enak sih mainan, tapiii… Ingat umur. Kita sebagai makhluk hidup perlu sesuatu yang buat kita gerak, buat kita maju. Tadi aku baca postinganku 2 tahun yang lalu, pas aku remed IKM, dulu inget sama Rili yg support banget, aku sumpah males banget nyelesaiin tugasku waktu itu, tugas kedokteran keluarga, tapi disatu sisi aku takut untuk ngulang lagi kayak ga berdaya, pas presentasi aja takut gila.. Lalu aku inget, dia bilang gini: “Ayo kak saya temanin ke rumah pasien kakak” Ya Allah, Allah Maha Baik. Semoga Allah balas kebaikan Rili sebanyak2nya, Aamin. Lalu ada orang2 lain yang Allah kirim buat ngingetin aku dalam setiap proses ini. Entah kenapa tugas itu sangat males buat dikerjakan.. Sampe aku mesti nonton motivator dan kejar target buat nyelesaiin di injury time. Tapi ya Allah alhamdulillah sdh selesai.. Sdh naik level.

Sekarang aku di kampung halaman, kerja baru 7 hari, rasanya berat banget tapi bersyukur dpt kerja, harus melakukan ikhlas dan sepenuh hati, aku masih ngerasa outsider, padahal sama teman SMP/SMA dulu tapi sdh pada berubah, ya udahlah.. Semoga aja rezekiku dan keluargaku dilancarkan oleh Allah, halal toyyibah, berkah kersane Allah ta’ala.

Jadi dokter sendirian di keluarga dan ga ada koneksi rasanya berat banget, aku ga tahu tarif / gaji dokter yang pantas berapa, aku ga tahu cara membuka praktek gimana, belum lagi stigma aku lama di FK pas nulis di surat lamaran dan pas ditanya angkatan berapa, kepercayaan diri untuk megang kasus, untuk nanganin pasien, resep obat bermerk, aku blm bersertifikat atls, acls, EKG, hiperkes, basic surgery skill, dll aku alamin itu semua. Don’t ever anything let’s you down. Mungkin awalnya aku gini, tapi aku harus berkembang dan belajar terus agar jadi lebih baik. Ingatkah dulu pertama kali nolong partus gimana? Awalnya kita belajar dulu, dengan adanya pengalaman lama2 bisa dan percaya diri.

Pohon yang besar awalnya benih. Kecil dan lemah, lama-lama tumbuh dari biji lalu kecambah, pohon kecil, akarnya tumbuh, semakin kuat, batang semakin tinggi dan kokoh, semakin kuat, semakin tinggi, angin berembus kencang, tumbuh terus.. Filosofinya dari vlog nya Thariq Halilintar

Aku berjuang untuk bisa sampai sekarang. Doa-doa dan keinginanku untuk berkumpul dengan keluarga. Lalu digoda oleh bayaran lebih tinggi di kota, sabar sabar sabar.. Belum lagi klo dekat itu pasti kelahi terus.. Harus sabar dan mengurai benang ruwet. Lalu beratnya untuk membangun habits yang baik. Shalat subuh berat banget ya Allah 😴 aku selalu bangun tapi tidur lagi.. Mempertahankan hal baik susah banget karena hadiahnya surga.

Aku pengen hidup sehat dan menurunkan lemak. Pengen bisa naik motor (seberapa takutnya aku di jalan raya tapi ga pengen ngerepotin keluargaku, dan ga pengen terlambat), pengen bisa spesialis (InsyaAllah spesialis bedah umum, ya Allah amiin ya rabbal alamin), atau pengen S2 keluar negeri, pengen ningkatin skill speaking English, learn new language, mulai bisnis online shop dan bikin youtube keluarga, pengen naikan haji ortu ku, aamin ya rabbal alamin..

Selama 27 tahun ini, aku sadar hidup ini adalah sebuah pengulangan. Bila yang biasa kita lakukan adalah hal buruk maka, jadilah ia kebiasaan buruk, membentuk kita jadi pribadi yang “bermasalah”. Anggaplah kita melewatkan hal yang harusnya kita lakukan, hidup jadi berantakan, ga terurus dan ga terarah. Semua hal baik itu berat, karena kebiasaan baik, menjadikan kita orang yang WOW dan hadiahnya surga nanti. Kebiasaan akan membentuk karakter. Karakter akan membentuk manusia.

Allah sayang sama aku dan keluargaku, Allah yang Maha Baik. Terima kasih ya Allah 😇🙏👼